Wednesday, December 28, 2016

PERBEDAAN KOPI ROBUSTA DAN ARABICA

Setelah disangrai, secara sekilas semua biji kopi memang terlihat hampir sama saja.
Tetapi tahukan Anda bahwa ternyata ada banyak sekali jenis-jenis kopi.
Dari sekian banyak jenis kopi, ada dua jenis yang umumnya menjadi konsumsi kita sehari-hari, yaitu kopi  robusta dan arabika.

Meskipun kedua jenis kopi ini sama-sama merupakan kopi yang paling banyak dikonsumsi, ternyata kopi robusta dan arabika mempunyai beberapa perbedaan yang sangat signifikan.
Perlu diketahui bahwa kedua kopi tersebut merupakan dua jenis kopi yang berbeda. Hal yang paling membedakan pastinya terletak pada tempat dimana dua spesies kopi itu tumbuh, rasa, dan juga perbedaan ekonomisnya.

Dari berbagai sumber, berikut perbedaan kopi arabica dan robusta;
1. Ukuran Biji Kopi
Biji kopi Arabica lebih besar dan cenderung berbentuk lonjong, sedangkan biji kopi Robusta berbentuk lebih bulat.

2. Rasa
Secara rasa, kopi robusta memiliki variasi rasa yang kuat dan juga tajam. Seringkali dikatakan kopi robusta memiliki rasa seperti gandum. Sebelum disangrai, biji kopi robusta memiliki aroma seperti kacang-kacangan. Ini menyebabkan kopi robusta umumnya dianggap memiliki kualitas di bawah kopi arabika. Tetapi perlu diketahui juga bahwa tidak semua kopi robusta memiliki kualitas rendah, ada juga kopi robusta yang berkualitas baik dan bernilai tinggi, namun memang cukup sulit untuk menemukannya.

Sedangkan kopi arabika memiliki variasi rasa sangat beragam, tergantung dari jenisnya. Mulai dari rasa manis yang lembut sampai rasa yang kuat dan tajam. Acidity dari kopi arabika juga lebih tinggi, yang menandakan bahwa kopi arabika memang merupakan kopi dengan kualitas tinggi. Pada umumnya kopi arabica memiliki rasa asam dan lebih kental di mulut serta lebih pahit dibanding kopi robusta.

3. Kandungan Gula
Kandungan lipid dan gula pada kopi arabika lebih banyak daripada kopi robusta. Tepatnya kopi arabika memiliki kandungan lipid lebih banyak 60% daripada robusta, dan kandungan gula kopi arabika juga hampir dua kali lebih banyak daripada robusta.

Kadar gula pada kopi penting karena dekomposisi gula pada saat proses sangrai dapat meningkatkan level dari rasa acidity kopi.

4.Kadar Kafein
Salah satu alasan mengapa kopi robusta tidak senikmat kopi arabika adalah karena kopi robusta memiliki kadar kafein yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kopi arabika. Ini mungkin terdengar sebagai hal positif, akan tetapi kafein membawa rasa pahit yang mengurangi kenikmatan kopi saat diminum. Bahkan kopi robusta memiliki kadar kafein dua kali lebih banyak daripada arabika, yaitu 2.2% sedangkan kadar kafein kopi arabika hanya 1.2%.

5. Harga
Ada pepatah: harga menentukan kualitas. Pepatah ini juga berlaku dalam dunia kopi. Dari sisi harga, kopi arabika lebih mahal daripada kopi robusta. Bahkan harga kopi arabika hampir dua kali lebih mahal dari harga kopi robusta. Kopi instan yang umumnya ditemukan di supermarket biasanya adalah kopi robusta.


Hampir 75% produksi kopi dunia adalah kopi arabika.Produksi kopi robusta hanya sekitar 25%.Kopi Arabika dan Robusta memiliki karakteristik masing-masing yang digemari oleh setiap penggemarnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara tanaman Kopi Arabika dan Robusta. Perbedaan antara keduanya cukup signifikan, sehingga rasa, harga dan kenikmatannya pun sangat berbeda.

__Sudahkan kalian ngopi hari ini???__

PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR

Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi,kanak kanak,anak,remaja,dewasa,dan masa tua.

Fase perkembangan dapat di artikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang perjalanan kehidupan individu yang di warnai ciri ciri khusus atau pola pola tingkah laku tertentu
Istilah perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Satu sama lain memiliki hubungan yang sangat erat.  Pada dasarnya merupakan perubahan, yaitu perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih sempurna. Ada beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan aspek  jasmaniah, sedangkan perkembangan menyangkut aspek rohaniah. Pertumbuhan menunjukan perubahan kuantitas sedangkan perkembangan menunjukkan kualitas.

Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur sedangkan perkembangan berkenaan dengan penyempurnaan fungsi  dalam hal ini tersangkut juga perihal kematangan yang merupakan saat atau masa yang terbaik bagi berfungsinya aspek-aspek kepribadian tertentu. Contoh: Usia satu tahun adalah masa kematangan bayi untuk berjalan, usia enam tahun bagi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.  Selain itu pertumbuhan suatu aspek tertentu akan berhenti atau berakhir bila telah maksimal, sedangkan perkembangan terus berlangsung sampai akhir hidupnya.

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “Progresif” menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya.

Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar. Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkembangan.

Menurut Piaget, teori perkembangan kognisi merupakan kecerdasan atau kemampuan kognisi anak mengalami kemajuan melalui empat tahap yang jelas yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap formal.
Teori perkembangan Piaget mewakili kontruktivisme, pandangan tentang perkembangan kognisi yang menekankan peran aktif pelajar dalam membangun pemahamannya sendiri tentang realitas.

Prinsip Dasar Perkembangan
Carol Gestwicki (1995: UT 1.25) memgemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan:
1.      Dalam perkembangan tedapat urutan yang dapat diramalkan.
2.      Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan   berikutunya.
3.      Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4.      Perkembangan merupakan hasil interaksi factor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar).
5.      Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling mempengaruhi.

Tugas Perkembangan Masa Anak
1.      Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu.
2.      Membentuk sikap tertetu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
3.      Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
4.      Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
5.      Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6.      Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehati-hari.
7.      Membentuk kata hati, moralitas dan nilai-nilai.
8.      Memperoleh kebebasan diri.
9.      Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga social.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah  :
1.      Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
2.      Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
3.      Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4.      Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

Fase-Fase Perkembangan Anak SD
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
1. Fase Perkembangan Kognisi Menurut Piaget :
    a. Tahap Sensorimotor(saat lahir – 2 tahun) : Tahap ketika bayi belajar tentang sekelilingnya dengan menggunakan indera dan kemampuan motoriknya.
    b.  Tahap Praoperasi (2 – 7 tahun): Tahap ketika anak-anak melambangkan sesuatu ke dalam pikiran.
      c.   Tahap Operasi Konkret ( 7 -11 tahun) : Tahap ketika anak-anak mengembangkan kemampuan untuk bernalar logis dan memahami konservasi tetapi hanya dapat menggunakan kedua kemampuan ini dalam menghadapi situasi yang tidak asing lagi.
      d.   Tahap Operasi Formal (11 tahun-dewasa) : Tahap dimana seseorang dapat menghadapi situasi hipotesis secara abstrak dan dapat bernalar secara logis.

2. Menurut Arsippendidikan.blog spot Fase Perkembangan Anak Usia SD :
    a.  Perkembangan Intelektual, Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan intlektual , atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan intlektual atau kemampuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat tentang pelajaran.
   b.  Perkembagan Bahasa, Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan menguasai dan mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah menguasai sekitar 50.000 kata. Abin syamsudin M, 1991; nana syaodih S, 1990).
    c.  Perkembangan Sosial, Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya atau teman sekelas nya, dengan demikian maka ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
     d.  Perkembangan Emosi, Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan ungkapan secara kasar tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu anak mulai mengendalikan kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar.
     e.  Perkembangan Penghayatan Keagamaan, Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan bahwa pendidikan agama disekolah dasar, merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi goncangan yang terjadi pada masa remaja.
      f.   Perkembangan Motorik, Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, atletik,dan main bola.

3. Fase Perkembangan Anak Sekolah Dasar Menurut Slavin :
    a.   Perkembangan Fisik, Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar perkembangan fisik mereka mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan masa kanak-kanak awal. Anak-anak berubah relative sedikit ukuran tubuhnya selama masa sekolah dasar. Anak perempuan lazimnya sedikit lebih pendek dan lebih ringan daripada anak laki-laki hingga sekitar usia 9 tahun ketika tinggi dan bobot badan kira-kira sama untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Pada saat anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah mengembangkan banyak kemampuan motoric dasar yang mereka butuhkan untuk menyeimbangkan badan, berlari ,Melompat dan melempar.
   b.  Perkembangan Kognisi, Antara usia 5 dan 7 tahun, proses pemikiran anak-anak mengalami perubahan penting (siegler, 1998). Ini adalah periode peralihan dari tahap pemikiran praoperasi ke tahap operasi konkret. Perubahan ini memungkinkan anak-anak melakukan secara mental sesuatu yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Tidak semua anak mengalami peralihan ini pada usia yang sama dan tidak satu pun anak berubah dari tahap satu ke tahap berikut dengan cepat. Anak-anak sering menggunakan perilaku kognisi yang merupakan ciri khas dua tahap perkembangan pada saat yang sama. Ketika melangkah dari satu ke tahap berikutnya karakteristik tahap sebelumnya dipertahankan ketika perilaku kognisi tahap yang lebih tinggi berkembang. Anak-anak usia sekolah dasar dengan pesat mengembangkan kemampuan daya ingat dan kognisi termasuk kemampuan meta-kognisi, yaitu kemampuan memikirkan pemikiran mereka sendiri dan memelajari cara belajar.
  c. Perkembangan Sosioemosi, Pada saat anak memasuki usia sekolah dasar , mereka telah mengembangkan kemampuan pemikiran, tindakan, dan pengaruh social yang lebih rumit. Anak-anak pada dasarnya bersikap egosentris dan dunia mereka adalah dunia rumah, keluarga, dan mungkin prasekolah.